Konstruksi perkerasan jalan lentur secara umum terdiri dari 4 bagian yaitu:
- Tanah dasar (sub grade)
- Perkerasan bawah (sub base course)
- Perkerasan atas (base course)
- Lapis permukaan (surface course)
Tanah Dasar (Sub Grade)
Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan galian, atau permukaan timbunan yang merupakan dasar untuk peletakan bagian bagian perkerasan yang lainnya.
Kekuatan dan keawetan dari konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat dan daya dukung tanah dasar. Sehingga tanah dasar ini menentukan tebal tipisnya lapisan tanah di atasnya.
Untuk menentukan kekuatan tanah dasar biasanya dipakai cara CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO). Sistem klasifikasi yang umum dipakai pada jalan raya adalah UNIFIED dan AASHO system, sedang untuk lapangan terbang digunakan FAA system.
Perkerasan Bawah (Sub Base Course)
Sub base course atau perkerasan bawah. Adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapisan tanah dasar dan perkerasan atas. Dengan demikian sub base course merupakan pondasi yang mendukung perkerasan atas dan lapisan permukaan.
Fungsi sub base adalah :
- Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban beban roda
- Effisiensi penggunaan material dengan mengurangi lapisan lapisan diatasnya (yang relatif lebih mahal)
- Sebagai drainase blanket sheet agar air tanah tidak mengumpul pada pondasi maupun tanah dasar. Untuk maksud ini biasa digunakan material non plastis (pasir kelempungan)
- Untuk memudahkan pekerjaan awal (dengan maksud membuat jalan sementara)
Sub base course yang lazim digunakan di Indonesia adalah :
- Batu belah dengan ballast pasir (konstruksi System Telford)
- Dengan sirtu (pasir grosok) atau tanah sirtu (konstruksi Pit=Run Gravel System)
Perkerasan Atas (Base Course)
Base course adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis sub base.
Fungsi lapisan perkerasan atas ini adalah :
- Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda.
- Sebagai pondasi bagi surface course. Sehingga pengaruh muatan lalu lintas masih cukup besar.
Base course disyaratkan :
- Mampu menahan beban tanpa terjadi deformasi.
- Tahan terhadap abrasi .
- Tahan terhadap air.
- Tidak terjadi kapilarisasi.
Untuk memenuhi persyaratan diatas maka :
- Kwalitas bahan harus baik. Bahan yang baik adalah batu pecah.
- Gradasi/susunan butiran harus rapat. Hal tersebut dapat dicapai dengan ukuran butiran yang bermacam macam sehingga rongga dapat terisi.
- Kandungan filler harus cukup, tetapi tidak boleh melampaui batas max dan min. Bila melampaui max ,jalan mudah bergelombang. Bila kurang dari min jalan mudah rusak.
- Homogenitas harus sempurna. Maksudnya butir butir yang besar , sdang dan halus harus tercampur menjadi satu dan merata.
Macam macam base course :
- Granular base course.
Granular base course diberi campuran lapisan tipis clay pada permukaannya dengan tujuan agar base course cukup stabil. Marerial base course merupakan campuran material kasar dan halus.
- Macadam base course.
Material base yang terdiri dari crushed stone. Macadam base dipakai apabila direncanakan diatas base masih akan ditempatkan lapisan penutup.
Cara penghamparannya:
- Dry bound macadam (pada saat penggilasan tidak memakai air)
- Wet bound macadam (pada saat penggilasan memakai air)
- Treatad base course
Material base yang terdiri dari campuran antara bahan bahan mineral dan additive dengan maksud untuk memperkuat material atau geseran antar partikel.
Lapis Permukaan (Surface Course)
Fungsi lapisan permukaan antara lain:
- Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda
- Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca
- Sebagai lapisan aus (wearing course)
Bahan untuk lapisan permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi.
Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan batuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lulu lintas.
Geotekstile
Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).
Geotextile Non Woven berfungsi sebagai :
1. Filter / Penyaring
Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikel-partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah permeable (tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah).
2. Separator / Pemisah
Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.
Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek pembangunan jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada proyek ini, Geotextile mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak terjadi pumping effect yang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile juga mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan.
3. Stabilization / Stabilisator
Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement / Perkuatan. Misalnya dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng dll. Fungsi ini sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile bekerja menggunakan metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada timbunan, masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile yang mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya rawan sebagai bahan perkuatan lereng.
Posting Komentar untuk "Perkerasan Jalan Lentur dan Geosintetik"