Perkerasan jalan adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas tanah sehingga berfungsi untuk melindungi tanah dari beban yang diterima. Tiga jenis perkerasan jalan yang biasa digunakan dalam proyek infrastruktur yaitu perkerasan lentur yang mempergunakan aspal sebagai bahan pengikatnya dan perkerasan kaku yang mempergunakan semen sebagai bahan pengikat agregatnya. Nah, jenis perkerasan yang ketiga adalah perkerasan komposit yang dilakukan dengan menggabungkan perkerasan kaku dan perkerasan lentur.
Bahan dan material pembentuk lapisan perkerasan jalan adalah agregat sebagai material utama, yang komposisinya mencapai 90-95% dari berat campuran perkerasan. Dengan bahan ini, struktur jalan akan mampu mendukung beban berulang dari kendaraan tanpa mengalami kerusakan dan terdeformasi. Selain itu, ada juga bahan lain yang digunakan yaitu aspal atau semen sebagai bahan pengikat agregat agar lapisan perkerasan bersifat waterproofing atau kedap air.
3. Latasir (sand sheet)
Latasir atau lapis tipis aspal pasir adalah lapisan perkerasan jalan yang terdiri dari aspal keras dan pasir alam dengan gradasi menerus, dicampur dan dipadatkan, pada suhu tertentu. Latasir umumnya memiliki ketebalan 1 – 2 cm setelah dipadatkan .
Seperti halnya jenis pekerasan jalan lainnya, latasir berfungsi sebagai lapis penutup, perbaikan lapisan yang mengalami kerusakan, sehingga memberikan permukaan jalan yang rata dan halus. Cocok diaplikasikan pada jalan dengan lalu lintas ringan.
Keunggulan latasir adalah kedap air dan tahan terhadap keausan akibat lalu lintas dan pengaruh cuaca. Sedangkan kekurangannya adalah memiliki ketahanan rendah terhadap alur (rutting) karena itu latasir tidak cocok digunakan untuk lapisan perkerasan jalan yang tebal, pada jalan lalu lintas berat dan pada daerah tanjakan.
4. Lapis Penetrasi Macadam (Lapen)
Pengerjaan lapis penetrasi macadam (lapen) membutuhkan bahan campuran agregat pengunci bergradasi seragam yang dipadatkan. Jenis perkerasan lentur ini cocok diaplikasikan pada jalan dengan lalu-lintas ringan sampai dengan sedang.
B. Perkerasan Kaku
Yaitu suatu jenis perkerasan jalan yang menggunakan semen (Portland cement) sebagai bahan pengikat. Struktur dari perkerasan kaku atau juga dikenal dengan sebutan rigid pavement ini terdiri dari pelat beton dengan atau tanpa tulangan yang diletakkan di atas tanah dasar (subgrade). Pelat beton tersebut berfungsi untuk memikul beban lalu lintas.
Berikut ini adalah contoh lapisan pada perkerasan kaku:
Sedangkan kekurangan dari pelapis perkerasan lentur adalah:
- Memiliki umur rencana lebih singkat, yaitu 5 – 10 tahun;
- Pengawasan kualitas pada perkerasan jalan untuk job mix lebih rumit;
- Membutuhkan kondisi drainase yang bagus di sekitara perkerasan jalan lentur;
- Membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar dua kali daripada perkerasan kaku;
- Kekuatan pada konstruksi jalan ini tergantung dengan ketebalan setiap lapisan dan daya dukung tanah dasar.
B. Perkerasan Kaku (Rigid)
Adapun kelebihan dari perkerasan jalan rigid yang menggunakan semen portland sebagai bahan pengikatnya adalah sebagai berikut:
- Biaya siklus atau (life-cycle-cost) lebih murah dari pada perkerasan aspal;
- Jarang membutuhkan pemeliharaan, bahan beton perkerasan memiliki ketahanan yang bagus terhadap genangan air (banjir);
- Untuk perjalanan jauh kurang nyaman jika jalanan dibuat dengan perkerasan kaku karena perkerasan beton semen mempunyai riding comfort yang tidak bagus sehingga pengendara akan merasakan mudah lelah.
- Warna permukaan perkerasan jalan yang berwarna putih dapat menyilaukan mata di siang hari, dan marka jalan yang berwarna putih/kuning tidak begitu kelihatan secara kontras;
- Perbaikan kerusakan seringkali membutuhkan perbaikan keseluruhan konstruksi jalan.
- Tidak mudah ketika diperlukan pelapisan ulang / overlay.
- Sulit diperbaiki ketika terjadi kesalahan pada saat proses pengerjaan.
- Perbaikan permukaan hanya dapat dilakukan dengan grinding machine atau pelapisan ulang dengan campuran aspal, yang keduanya membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Perbedaan Mendasar Flexible Pavement Dan Rigid Pavement
Adapun perbedaan antara jenis perkerasan jalan lentur (flexible pavement) dan perkerasan jalan kaku (rigid pavement) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No | Kategori Perbedaan | Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) | Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) |
1 | Bahan pengikat | Aspal | Semen |
2 | Umur Rencana | Umur rencana relatif singkat, hanya 5 –10 tahun | Umur rencana daapat mencapai 20 tahun |
3 | Repetisi beban | Timbul rutting (lendutan pada jalur roda) | Timbul retak-retak pada permukaan |
4 | Pengaplikasian | Dapat digunakan untuk semua tingkat volume lalu lintas | Umumnya diaplikasikan hanya pada jalan kelas tinggi, serta pada perkerasan lapangan bandar udara. |
5 | Penurunan tanah dasar | Jalan bergelombang (mengikuti tanah dasar) | Bersifat sebagai balok di atas perletakan |
6 | Pengaruh Drainase | Tidak memiliki ketahanan yang baik pada kondisi jalan dengan drainase yang buruk | Memiliki ketahanan yang bagus ketika dihadapkan dengan kondisi drainase yang lebih buruk |
7 | Perubahan temperatur | Modulus kekakuan berubah. Timbul tegangan dalam yang kecil | Modulus kekakuan tidak berubah. Timbul tegangan dalam yang besar. |
Posting Komentar untuk "Mengenal Jenis-Jenis Perkerasan Jalan, Perbedaan dan Kelebihannya Masing-Masing"