Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
Dengan adanya Lubang Resapan Biopori atau sistem drainase ramah lingkungan kita bisa melakukan pemanfaatkan air hujan yang jatuh kepermukaan bumi agar tidak terbuang sia-sia ke sungai maupun laut. Membuat adanya Lubang Resapan Biopori memang tidak serta merta mengatasi masalah krisis air tanah. Tetapi paling tidak dengan adanya pembuatan ini dapat lebih cepat mengalirkan air permukaan ke dalam tanah. Jadi, selain menambah pasokan air di dalam tanah, biopori ini juga bisa mengurangi banjir.
Maksud dan tujuan dari pembuatan dari Lubang Resapan Biopori ini adalah untuk memanen air hujan dan membantu tanah dalam menyerap / meresapkan air hujan. Dimana dengan adanya penyerapan ini akan :
- Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
- Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
- Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
- Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
- Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
- Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
- Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
1. Meningkatkan Daya Resapan Air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2.
Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu bidang resapan ini akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
2. Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
Lubang resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
3. Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
Seperti disebutkan di atas. Lubang Resapan Biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan “saluran” air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah. Dengan hadirnya lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga berbagai masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah (filariasis) akan dapat dihindari.
Cara Membuat Lubang Resapan Biopori
Lubang resapan biopori dibuat ditempat yang bebas dari lalu-lalang orang terutama anak-anak. Oleh karena itu penempatannya harus diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan landscape yang ada. Karena fungsinya sebagai peresap air maka penempatan biopori dilakukan di lokasi dimana air secara alami akan cenderung berkumpul atau air tersebut diarahkan ke tempat dimana lubang resapan biopori berada. Air dapat diarahkan dengan membuat alur.
Alat dan bahan yang digunakan / dipersiapkan pada pembuatan Lubang Resapan Biopori ini yaitu :
- Bor tangan ( Hand bore )
- Linggis
- Pipa Ø 10 cm dengan panjang 1 m ( @ LRB )
- Sampah organik
Langkah – langkah yang dilakukan untuk pembuatan lubang resapan biopori ini adalah sebagai berikut :
- Lubangi pipa yang telah dipersiapkan ( Ø 10 cm dengan panjang 1 m ) dengan paku atau bor mesin yang jumlah lubangnya bisa ditentukan dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
- Tentukan lokasi lubang resapan biopori yang diinginkan. Jika tanah kering basahi terlebih dahulu agar proses pengeboran lebih mudah.
- Buat lubang silindris ke dalam tanah ukuran diameter 10 cm dengan hand bore dengan cara posisikan bor tegak lurus permukaan tanah, Putar bor searah jarum jamsambil di beri tekanan seperlunya.
- Bila seluruh mata bor sudah terisi tanah, tarik bor ke atas sambil terus memutarnya searah jarum jam.
- Bersihkan mata bor yang berisi tanah kemudian masukkan lagi bor kedalam lubang yang telah terbentuk.
- Ulangi langkah 3-4, hingga lubang mencapai kedalaman 100 cm kemudian masukan pipa kedalam lubang yang telah terbentuk.
- Isi lubang dengan sampah organik dari daun-daun kering.
Agar Lubang Resapan Biopori yang dibuat tetap berkerja secara optimal, maka perlu dilakukan pemeliharaan pada Lubang Resapan Biopori tersebut dengan cara :
- Memasukkan sampah organik secara berkala pada saat terjadi penurunan volume sampah organik pada lubang resapan biopori
- Mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan biopori setelah menjadi kompos yang diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan
Posting Komentar untuk "Memanen Air Hujan Dengan Biopori"