Contoh Rasio Efesiensi, Jenis, Cara Menghitung, dan Contoh Studi Kasusnya

Efficiency ratio atau rasio efisiensi ialah ukuran seberapa baik suatu perusahaan dalam mengelola kerperluan bisnisnya. Contoh rasio efisiensi yang akan dijelaskan pada artikel di bawah ini dapat Anda gunakan untuk menganalisis bagaimana perusahaan menggunakan aset dan mengelola kewajiban-kewajibannya.

Rasio efisiensi dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja manajemenmua apakah telah menggunakan faktor produksinya dengan tepat dan hasil guna. Dengan rasio efisensi, perusahaan dapat mengukur secara kualitatif tingkat efisiensi yang dicapai manajemen perusahaan.

persediaan, perputaran piutang, dan perputaran hutang.


Fungsi Rasio Efisiensi


Rasio efisiensi berfungsi bagi manajemen perusahaan dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaannya. Sementara untuk kreditor dan investor, contoh rasio efisiensi berfungsi menilai dan mengukur profitabilitas dan efisiensi perusahaan terkait.


Hal ini dapat terjadi karena rasio efisiensi akan berjalan beriringan dengan rasio profitabilitas. Maka, saat suatu perusahaan efisien dalam sumber dayanya, berarti perusahaan itu cenderung akan menghasilkan keuntungan atau memiliki profitabilitas yang tinggi.


Di samping itu, membandingkan rasio yang sama dari waktu ke waktu dapat menjadi cara dalam memperoleh wawasan mendalam. Anda dapat menganalisis strategi atau upaya efektif seperti apa agar dapat mengelola bisnis dan terus menghasilkan uang.


Jenis-Jenis Rasio Efisiensi


Rasio efisiensi dapat Anda gunakan dalam pengukuran pengelolaan aset perusahaan berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan pemenuhan kewajiban dalam modal bekerja. Jenis-jenis rasio efisiensi dapat disimak dalam penjelasan berikut ini.


1. Rasio Perputaran Persediaan


Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengonversi persediaan menjadi penjualan di dalam satu masa akuntansi, umumnya satu tahun. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan.


2. Days of Inventory on Hand (DOH)


Days of Inventory on Hand dipakai untuk mengetahui rata-rata berapa hari perusahaan akan mengonversi persediaannya menjadi penjualan dalam setahun. DOH dapat dihitung dengan membagi jumlah hari dalam setahun (365 hari) dengan perputaran persediaan.


3. Rasio Perputaran Piutang Usaha


Disebut juga (accounts receivable turnover), rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola piutang usaha karena perusahaan menjual produk dengan kredit. Ini berarti perusahaan sudah menyerahkan produk  namun pelanggan belum membayar saat laporan keuangan dibuat.


4. Days Sales Outstanding (DSO)


DSO merupakan rasio turunan dari perputaran piutang usaha. Ini mengartikan mengenai berapa hari rata-rata perusahaan mengumpulkan pembayaran dari pelanggan dalam setahun. DSO dihitung dengan membagi jumlah hari dalam setahun dengan perputaran piutang usaha.


5. Rasio Perputaran Utang Usaha


Disebut juga Accounts Payable Turnover, rasio ini digunakan untuk mengukur kecepatan perusahaan dalam membayar utang usaha. Perusahaan sudah menerima barang namun belum membayar ketika laporan keuangan sudah dibuat.


6. Days Payable Outstanding (DPO)


Rasio ini berbanding terbalik dengan rasio perputaran utang usaha, di mana dengan DSO Anda akan mengetahui berapa hari perusahaan membayar pemasok dalam satu tahun. Menghitungnya ialah dengan membagi jumlah hari setahun dengan perputaran utang usaha.


7. Rasio Perputaran Modal Kerja


Disebut juga Working Capital Turnover, rasio ini dipakai untuk mengetahui efisiensi perusahaan ketika beroperasi tiap hari. Perputaran modal kerja dihitung dengan membagi pendapatan di laporan laba rugi dengan rata-rata modal kerja selama dua tahun ke belakang.


8. Rasio Perputaran Aset Tetap


Fixed Assets Turnover Ratio digunakan dalam mengukur efektivitas perusahaan ketika mengelola aset tetap untuk memperoleh pendapatan. Rasio ini dihitung dengan membagi pendapatan dengan rata-rata aset tetap selama dua tahun ke belakang.


9. Rasio Perputaran Total Aset


Assets Turnover digunakan untuk mendeskripsikan efisiensi secara keseluruhan. Ini juga berarti bahwa rasio perputaran aset dapat mengukur bagaimana perusahaan dapat mengelola aset, baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk memperoleh pendapatan.


Cara Menghitung Rasio Efesiensi



Contoh rasio efisiensi telah dijelaskan sebelumnya. Dengan total jumlah sembilan jenis, masing-masing rasio memiliki rumus masing-masing dalam menghitungnya. Tiap rumus dapat dilihat sebagai berikut.


1. Rasio Perputaran Persediaan


Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata Persediaan


2. Days of Inventory on Hand (DOH)


DOH = 365 / Rasio Perputaran Persediaan


3. Rasio Perputaran Piutang Usaha


Perputaran Piutang Usaha = Pendapatan / Rata-Rata Piutang


4. Days Sales Outstanding (DSO)


DSO = 365 / Perputaran Piutang


5. Rasio Perputaran Utang Usaha


Perputaran Utang Usaha = Pembelian / Rata-Rata Utang Usaha


6. Days Payable Outstanding (DPO)


Days Payable Outstanding = 365 / Perputaran Utang Usaha


7. Rasio Perputaran Modal Kerja


Perputaran Modal Kerja = Pendapatan / Rata-Rata Modal Kerja


8. Rasio Perputaran Aset Tetap


Perputaran Aset Tetap = Pendapatan / Rata-Rata Aset Tetap Bersih


9. Rasio Perputaran Total Aset


Perputaran Aset = Penghasilan / Rata-Rata Total Aset


Contoh Studi Kasus Menghitung Rasio Efesiensi


Penerapan contoh rasio efisiensi dapat dimulai dengan melihat ringkasan keuangan Perusahaan A yang dirangkum melalui tabel berikut ini.


KHUSUS

2020 (dalam juta rupiah)

2019 (dalam juta rupiah)

Penjualan bersih

38.555

34.825

Harga pokok penjualan

14.065

12.695

Piutang usaha

3.835

3.985

Piutang usaha rata-rata

(3.835+3.985) / 2 = 3.910

Akun hutang

870

790

Hutang usaha rata-rata

(870 + 790) / 2 = 830

Kewajiban lancar (A)

13.755

13.345

Aset lancar (B)

35.675

31.565

Modal kerja (B - A)

35.675 – 13.755 = 21.920

31.565 – 13.345 = 18.220

Modal kerja rata-rata

(21.920 + 18.220) / 2 = 20.070

Inventaris

1.235

1.345

Inventaris rata-rata

(1.235 + 1.345) / 2 = 1.290

Aset tetap

4.155

3.875

Rata-rata aktiva tetap

(4.155 + 3.875) / 2 = 4.015

Total aset

58.745

53.845

Rata-rata total aset

(58.745 + 53.845) / 2 = 56.295

Kemudian dengan ringkasan tersebut, Anda dapat menghitung masing-masing rasio efisiensi berdasarkan rumus-rumus yang telah dijelaskan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PERHITUNGAN RASIO TAHUN 2020

RASIO EFISIENSI

RUMUS

PERHITUNGAN

RASIO

Perputaran Piutang

Piutang Penjualan / Rata-rata

38.555 / 3.910

9,86

Rata-rata Jumlah Hari Piutang Luar Biasa

365 / Perputaran Piutang

365 / 9,86

37,02 hari

Perputaran Persediaan

Harga Pokok Penjualan / Persediaan Rata-rata

14.065 / 1.290

10,9

Rata-rata Jumlah Hari Persediaan dalam Stok

365 / Rasio Perputaran Persediaan

365 / 10,9

33,49 hari

Perputaran Utang Usaha

Total Pembelian / Utang Usaha Rata-rata

13.875 / 830,5

16,71

Rata-rata Jumlah Hari Hutang Luar Biasa

365 / Perputaran Hutang

365 / 16,71

21,84 hari

Perputaran Modal Kerja

Penjualan / Modal Kerja Rata-rata

38.555 / 20.070

1,92

Perputaran Aset Tetap

Penjualan / Aset Tetap Rata-rata

38.555 / 4.015

9,6

Perputaran Aset Total

Aset Total Penjualan / Rata-rata

38.555 / 56.295

0,68

Rasio aktivitas beserta contoh rasio efisiensi dipakai untuk membandingkan rasio efisiensi perusahaan-perusahaan yang sejenis. Hal ini dilakukan agar Anda dapat memahami dan mengukur profitabilitas suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.

Posting Komentar untuk "Contoh Rasio Efesiensi, Jenis, Cara Menghitung, dan Contoh Studi Kasusnya"