[Studi Kasus] Cara Menghitung Modal Kerja dan Faktor yang Mempengaruhinya

Setiap usaha / bisnis dalam bidang dan skala apapun akan selalu membutuhkan yang namanya modal kerja, atau yang dikenal juga dengan istilah working capital. Setiap calon atau pemilik bisnis wajib mengetahui bagaimana cara menghitung modal kerja agar dana yang disiapkan bisa tepat. 

Modal kerja harus ada agar kegiatan operasional bisnis bisa dimulai dan bisa berjalan lancar, serta bisnis tersebut bisa dikembangkan. Jika Anda berencana untuk membuka sebuah bisnis dan belum tahu tentang apa itu modal kerja dan bagaimana cara menghitungnya, Anda bisa menyimak penjelasan di bawah ini.

Penjelasan di bawah ini sudah dilengkapi dengan contoh studi kasus perhitungan modal kerja pada sebuah perusahaan. Jadi, semoga penjelasannya mudah untuk dipahami ya.

ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan besar tentu saja membutuhkan modal kerja yang besar, dan berlaku juga sebaliknya ketika perusahaan kecil beroperasi maka modal kerjanya juga tidak sebesar dengan perusahaan skala besar.

Cara Menghitung Modal Kerja Lengkap dengan Contoh Studi Kasus


Sebagai contoh, perusahaan X berencana memproduksi serta menjual 500.000 pasang sepatu. Agar bisa menghitung jumlah modal kerja yang dibutuhkan, maka Anda harus tahu dulu data-data perusahaan yang bersangkutan seperti:

  • Perusahaan beroperasi 30 hari dalam satu bulan.
  • Satu pasang sepatu membutuhkan bahan baku kulit 2 kg.
  • Harga bahan baku Rp 10.000/kg (pembelian bahan ini selalu cash).
  • Setelah bahan dibeli, akan disimpan dulu selama 7 hari di gudang.
  • Waktu yang dibutuhkan untuk membuat sepatu adalah 3 hari.
  • Sistem jual sepatu ini adalah kredit 30 hari.
  • Upah karyawan langsung adalah Rp 7.000/pasang.
  • Biaya untuk pemasaran dan admin sekitar Rp 55.000.000/bulan.
  • Biaya tambahan / darurat Rp 10.000.000


Berdasarkan data di atas, modal kerja yang dibutuhkan dihitung dengan cara:

Perputaran bahan baku = waktu produksi + lama penyimpanan bahan + penagihan piutang

= 3 hari + 7 hari + 30 hari

= 40 hari

Perputaran upah langsung = waktu produksi + penagihan hutang

    = 3 hari + 30 hari

    = 33 hari


Pengeluaran kas/hari

:

Upah langsung

: 2.000 x Rp 7.000 =Rp 14.000.000

Bahan baku

: 2.000 x 2 x Rp 10.000= Rp 40.000.000

Admin + pemasaran

: Rp 1.833.333

Modal kerja

:

Bahan baku

: 40 hari x Rp 40.000.000= Rp 1.600.000.000

Upah langsung

: 33 hari x Rp 14.000.000= Rp 462.000.000

Admin + pemasaran

: 33 hari x Rp 1.833.333= Rp 60.499.989

= Rp 2.122.499.989

Cara menghitung modal kerja memang bisa dibilang tidak mudah, karena harus detail dan akurat agar tidak menyebabkan kerugian/masalah. Inilah salah satu alasan mengapa pemilik bisnis seringkali menyerahkan perhitungan ini kepada pihak ketiga yang ahli.

Posting Komentar untuk "[Studi Kasus] Cara Menghitung Modal Kerja dan Faktor yang Mempengaruhinya"