Sejak zaman dahulu angin bisa dimanfaatkan untuk membantu berbagai kegiatan manusia. Contohnya adalah menjalankan perahu layar, mengeringkan pakaian basah hingga menjadi sumber energi listrik. Nah alat yang digunakan untuk mengukur angin adalah anemometer.
Alat tersebut digunakan untuk mengukur laju kecepatan angin. Pengukuran angin tersebut perlu dilakukan, karena angin dalam kehidupan sendiri dapat bermanfaat dan juga dapat merugikan jika melebihi ambang batas aman. Agin yang tenang dan sesuai dengan batas aman memiliki kecepatan di bawah 17 m/s.
Oleh karenanya, untuk memastikan keakuratan laju angin dapat menggunakan alat anemometer. Mengenai sejarah dan bagaimana cara penggunaannya akan dibahas secara lengkap di bawah ini.
Pengertian Anemometer
Anemometer merupakan sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur berapa kecepatan, kekuatan dan arah angin. Biasanya alat ini digunakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ketika sedang mengukur cuaca.
Mengapa alat ini sangat dibutuhkan oleh BMKG? Jawabannya karena angin adalah komponen penting yang digunakan untuk memprediksi iklim dan cuaca. Kecepatan dan perubahannya bisa terjadi karena perbedaan tekanan kelembaban, suhu dan tekanan.
Selain itu, alat pengukur angin ini juga bisa memperkirakan level yang melebihi batas sehingga menjadi salah satu penentu apakah ada potensi bahaya dan bencana. Untuk sejarah alat ini sendiri, Anda harus menyimak pembahasan berikutnya.
Sejarah Anemometer
Istilah Anemometer berasal dari bahasa Yunani yaitu anemos yang berarti angin. Perancangnya bernama Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain itu mengukur kecepatan angin, ternyata alat ini juga bisa mengukur besaran tekanan di dalamnya.
Seiring perkembangan waktu alat ini dibagi menjadi dua kegunaan. Pertama untuk mengukur kecepatan dan tekanan angin. Mengingat keduanya memiliki hubungan yang sama, maka alat ini sengaja didesain untuk memberikan informasi yang akurat dan lengkap.
Melalui alat pengukur ini, Anda bisa melihat prediksi cuaca buruk seperti badai, angin topan dan lainnya pada hari itu juga.
Fungsi Anemometer
Tahukah Anda bahwa alat ukur angin ini banyak digunakan karena perannya yang sangat penting dalam keseharian. Sayangnya hanya beberapa saja yang memahami fungsi atau manfaat dari alat ini. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin.
Tidak berhenti sampai disitu saja, ternyata juga bisa untuk mengukur gas. Bahkan pada beberapa kesempatan alat tersebut dipasang untuk mengukur berapa ketinggian gelombang laut. Namun patokannya tetap sama yaitu kecepatan angin.
Anda juga bisa menggunakan alat ukur tersebut untuk mengetahui berapa nilai tekanan udara dan arah angin sehingga baik cuaca, kecepatan angin yang akan datang dan arahnya bisa diketahui secara real time.
Jenis Anemometer
Anemometer dibagi kedalam beberapa jenis, namun secara umum ada dua macam yaitu velocity anemometer dan pressure anemometer. Masing-masing memiliki kegunaan yang berbeda.
Berdasarkan aktivitas sehari-hari, velocity anemometer lebih sering digunakan dan diletakkan di dalam alat thermal anemometer. Prinsip kerjanya yaitu melakukan konversi perubahan suhu menjadi kecepatan angin. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:
1. Velocity Anemometer
Pertama adalah velocity anemometer yang terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Cup Dynamometer
Pertama adalah cup dynamometer yang diciptakan oleh Dr. John Thomas Romney Robinson di Tahun 1847. Bentuknya adalah cup setengah lingkaran dengan tiang penyangga berbentuk horizontal di setiap ujungnya.
- Windmill Anemometer
Kedua adalah Windmill Anemometer yang lebih mirip dengan kincir angin atau baling-baling. Alat ini sering digunakan pada daerah dengan pergerakan angin yang relatif sama.
- Hot Wire Anemometer
Kalau yang satu ini bekerja dengan menggunakan sebuah kawat panas yang sangat halus,, ketika udara melewatinya, maka kawat akan menjadi dingin sebagai efek pendinginan dari udara. Biasanya digunakan untuk mempelajari rincian arus turbulen.
- Laser Doppler Anemometer
Laser Doppler ini menggunakan sebuah media yaitu sinar cahaya yang dipantulkan dari laser. Terbagi menjadi dua balok yang mana salah satunya tidak melekat pada anemometer.
- Sonic Anemometer
Alat ini pertama kali diciptakan pada tahun 1950 yaitu dengan memanfaatkan media gelombang suara ultrasonik. Tujuannya sudah pasti untuk mengetahui detail kecepatan angin.
- Acoustic Resonance
Acoustic Resonance ini merupakan pengembangan dari sonic yang diciptakan oleh seseorang bernama Dr. Savvas Kapartis di Tahun 2000. Memang tergolong baru, namun sesuai dengan namanya, bekerja menggunakan resonansi akustik berupa ultrasonik yang cukup canggih untuk mengukur kecepatan angin.
- Ping Pong Ball Anemometer
Jenis dari velocity yang terakhir ini terbuat dari bola ping pong alias tenis meja yang melekat pada string. Alat ini sering digunakan sebagai media pembelajaran siswa di sekolah menengah karena pembuatannya yang cukup mudah.
2. Pressure Anemometer
Jenis kedua dari alat pengukur kecepatan angin ini adalah pressure anemometer yang terbagi lagi menjadi dua yaitu:
- Plate Anemometer
Sesuai dengan namanya, bentuk dari alat ini adalah berupa piringan data yang diletakkan di bagian atas, sehingga angin bisa dengan mudah melewati piringan tersebut. Biasanya alat ini diletakkan di tempat yang tinggi agar hasilnya semakin akurat.
- Tube Anemometer
Kedua adalah jenis tube yang berupa tabung berbahan kaca berbentuk huruf U. Di dalam alat ini mengandung cairan manometer atau pengukur tekanan. Pada bagian ujungnya berbentuk horizontal saling berhadapan dengan angin, sedangkan ujung lainnya dibuat vertikal agar searah dengan aliran angin.
Cara Kerja Anemometer
Cara kerja dari alat pengukur angin ini menerapkan prinsip baling-baling, yang mana ia akan bergerak sesuai dengan hembusan angin. Putaran tersebut diubah menjadi data karena alat yang dipasang di bagian bawah. Tentunya nilai kecepatan angin bisa didapatkan dengan kurat.
Terkait bentuknya disesuaikan dengan kapabilitas dan kebutuhan. Namun yang pasti didesain agar mampu menerima angin, penyangga dan menghitung kecepatan.
Selain itu ada juga bagian lainnya yaitu konektor yang menghubungkan pusat penerima data, contohnya adalah generator listrik. Jumlah arus yang dihasilkan akan bervariasi, tergantung berapa kecepatan anginnya.
Cara Penggunaan Anemometer
Hal terpenting yang harus diketahui ketika ingin menggunakan anemometer adalah posisikan pada kondisi vertikal, bisa dipegang atau diletakkan pada benda apapun. Cara ini mampu membuat pengukuran memperoleh hasil yang lebih tepat dan akurat.
Jangan lupa letakkan pada bidang tetap yaitu penyangga agar alat tetap dalam keadaan stabil. Pada saat yang bersamaan, secara otomatis kecepatan angin akan dimunculkan dalam speedometer. Anda bisa mengukur dengan tingkat ketelitian 0,5 meter per detiknya.
Penjelasan tentang anemometer mulai dari pengertian, jenis, cara kerja dan penggunaannya harus dipahami dengan baik. Terlebih bagi Anda yang sedang belajar Ilmu Geografi dan berniat untuk meniti karir di BMKG.
Posting Komentar untuk "Anemometer: Pengertian, Sejarah, Fungsi, Jenis, Cara Kerja dan Penggunannya"